Monday, 31 March 2014

Adab dalam Berhubungan Suami-Isteri - Bab 1

Sebagai pasangan suami-isteri, jima' atau berkumpul (hubungan suami isteri) merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu. Pasangan yang baru saja menikah maupun yang sudah lama, selalu menantikan masa-masa ini. Karena pada saat itulah berkumpulnya ibadah yang berujung pada pahala, turunnya barakah kepada kedua pasangan dan juga kenikmatan yang menyelamatkan dari pelanggaran zina.

Dalam perbincangan tentang jima', Islam pun memberikan beberapa pengajaran bagaimana agar dalam melakukan hubungan jima' ini menyenangkan kedua belah pihak, suami dan isteri. Berikut saya list-kan beberapa perkara yang diperlukan sebelum melakukan hubungan suami-isteri sebagaimana saya kutip dari Buku Barakallahu Laka, Bahagianya Merayakan Cinta, karangan Salim A. Fillah.

1. Membersihkan Gigi dan Mulut

Gigi dan mulut merupakan alat utama dalam berkomunikasi baik dengan keluarga, saudara, kerabat, rekan maupun siapapun. Dalam menjaga hubungan baik dalam keluarga, Nabi Muhammad setiap pulang dari keluar rumah selalu mensiwak mulut beliau. Aisyah pernah ditanya apakah yang dilakukan Nabi Muhammad saat pulang dari bepergian? jawab Aisyah "bersiwak". (HR. Muslim)


Sebagian dari kita beranggapan bahwa siwak itu sama dengan bersikat gigi. Namun dalam praktikalnya, siwak yang menggunakan kayu arak, memiliki fungsi yang berlapis. Kayu arak tidak hanya berfungsi sebagai pasta gigi, namun juga sebagai obat pencuci mulut, mouthwash dan permen (gula-gula) kesehatan gigi. 

Membersihkan gigi dan mulut ini menjadi penting dalam hubungan antar suami isteri. Karena mulut dan gigi yang kotor dan bau tidak sedap akan mengganggu dalam komunikasi, terlebih lagi dalam hubungan intim suami dan isteri mulut memegang peran yang sangat penting. Maka sebagai permulaan bersihkan gigi dan mulut sebelum melakukan hubungan suami-isteri.

2. Harum Mewangi

Bagaimana perasaan anda jika berjumpa dengan seseorang yang anda cintai dan sayangi namun berbau busuk? Saya yakin meskipun anda tidak kehilangan rasa cinta, namun dengan timbulnya bau tidak sedap tersebut menjadikan anda tidak nyaman bersama orang tersebut. Jika anda dalam kehidupan sehari-hari saja tidak nyaman, terlebih jika anda berdua dalam kamar/bilik dan hendak melakukan hubungan suami-isteri. Boleh jadi semua rasa yang terpendam dan ingin disalurkan, langsung hilang ketika bau busuk keluar dari pasangan kita.


Menggunakan parfum dalam beberapa hadits adalah sebuah sunnah bagi lelaki. Nabi Muhammad mensunnahkan menggunakan parfum sebelum sholat dan keluar. Sedangkan wanita, terdapat banyak larangan menggunakan parfum jika hendak bepergian. Namun larangan tersebut adalah pengecualian dalam hubungan suami isteri. Sebagai isteri yang baik dan selalu menyenangkan suami, maka isteri diperbolehkan menggunakan parfum untuk keperluan menyenangkan suami.

Suami dan isteri hendaknya menggunakan parfum pada bagian-bagian yang berkaitan dengan proses jima', seperti bagian-bagian yang mudah terangsang. Misalnya lelaki di seluruh badan dan bagian kemaluan. Sedangkan wanita pada bagian-bagian lipatan, misalnya lipatan telinga, jari jemari, maatif (area antara leher dan geraham), kening, lipatan payudara dan kemaluan.


3. Membersihkan Lima Perkara Fitrah

Menurut hadits HR. Bukhari, lima hal yang termasuk fitrah (kebersihan); mencukur bulu sekitar farji (istihdaad), khitan, memangkas kumis (misai), mencabuti bulu ketiak dan memotong kuku. 

Berkhitan adalah suatu kewajiban bagi lelaki muslim. Khitan adalah proses dimana dibersihkan dan dibuang kulit penutup penis. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang dapat bersembunyi dibelakang kulit tersebut. Oleh karena itulah khitan hukumnya wajib bagi setiap lelaki muslim. Adapun untuk wanita, hal demikian adalah sunnah.

Dalam membersihkan bulu sekitar farji/bulu kemaluan, cara yang paling baik adalah dicukur. Hal tersebut dilakukan karena jika dicabut akan menimbulkan luka dan infeksi pada kulit. Gunakanlah pisau cukur yang bersih dan tajam, agar tidak terkena kotoran dan penyakit/virus. Dalam kalangan bangsa Arab juga dipercaya bahwa memendekkan bulu kemaluan bisa meningkatkan kemampuan seksual.

Berbeda dengan membersihkan bulu kemaluan, bulu ketiak justru dibersihkan dengan dicabut. Karena bulu ketiak tidak terikat dengan jaringan syaraf. Artinya jika tercabut maka paling kecil resiko terjadinya infeksi dan luka. Jika anda merasakan sakit dan ingin mencukurnya, maka tidak ada masalah dengan hal tersebut. yang terpenting adalah pilihlah alat cabut (dengan pinset) atau alat cukur (dengan pisau cukur) yang bersih dan higienis. Akan tetapi, dalam sunnah yang lebih disarankan adalah mencabutnya.

Selanjutnya, memangkas kumis dan memotong kuku. Memangkas kumis merupakan salah satu sunnah yang didasarkan pada sabda Nabi Muhammad. Nabi menjadikan memotong kumis itu sebagai pembeda antara orang Islam dan Yahudi-Nashrani. Disisi lain, memanjangkan janggut adalah sunnah yang ditekankan oleh Nabi Muhammad. Memangkas kumis dan memangjangkan janggut disamping sebagai label seorang muslim, juga berpengaruh dalam kehidupan rumah tangga. Dengan memanjangkan janggut dipercaya dapat meningkatkan hormon-hormon kejantanan bagi lelaki.

Memotong kuku menjadi salah satu bagian kebersihan seorang muslim karena kuku yang bersih dan pendek mengurangi kemungkinan kuman dan kotoran untuk tinggal di dalam kuku. Seperti kita ketahui bersama bahwa tangan kita adalah alat utama dalam melakukan segala aktifitas, termasuk dalam hubungan suami isteri. Jika kuku tidak bersih, disamping akan menyakiti pada pasangan disebabkan panjangnya kuku, dapat juga menyalurkan atau menghantarkan beberapa kuman dan virus kedalam tubuh pasangan kita.

Demikian saran dari saya, masih banyak lagi persiapan untuk menjalani hubungan suami isteri. Insya Allah saya akan update minggu depan.

Sponsored By

Kedai Keluarga Bahagia
011 365 387 52
sms/whatsapp/call








Saturday, 29 March 2014

Sebuah Pembuka


Tidak banyak yang memahami bahwa Islam adalah agama yang memuat bagaimana seks itu seharusnya dilakukan. Bahkan ketika berbincang tentang seks, seakan-akan itu topik perbincangan yang tidak wajar, tidak baik dan tabu. Akhirnya ketika ingin belajar bagaimana Islam mengajarkan seks kepada manusia, banyak yang salah jalan dengan membaca artikel-artikel seks yang sumber dan referensinya bukan dari Alqur’an dan Assunah. Dampaknya, banyak yang salah dalam praktikal amal yang satu ini.
Dalam Alqur’an Allah berfirman:

نِسَآؤُكُمۡ حَرۡثٞ لَّكُمۡ فَأۡتُواْ حَرۡثَكُمۡ أَنَّىٰ شِئۡتُمۡۖ وَقَدِّمُواْ لِأَنفُسِكُمۡۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّكُم مُّلَٰقُوهُۗ وَبَشِّرِ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٢٢٣

Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang yang beriman.

سورة البقرة ٢٢٣

Ayat terebut adalah satu dari beberapa ayat yang membincangkan bagaimana Islam mengatur tentang persoalan seks. Dengan bahasa yang mudah, Allah memberitahukan kepada kita bahwa isteri adalah media kita berladang, dari ladang itulah nanti akan keluar anak-anak yang baik, sholih dan taat kepada orang tua.

Allah juga memberitahukan kepada kita agar mendatangi isteri dengan cara yang baik. Bagaimanakah cara yang baik itu? untuk menemukan jawaban dari perkara itu maka kita harus merujuk pada sunnah Baginda Nabi Muhammad SAW. Telah banyak hadits yang memaparkan bagaimana cara seorang muslim meminta dan memberikan “service” kepada isteri kita.

Pada bagian akhir, Allah berpesan agar kita bertaqwa padaNya. Artinya ada batasan-batasan yang tidak perlu kita lewati dan bahkan harus kita jauhi. Agar kita selalu mendapat rahmat Allah.

Semoga opening ini boleh menjadi artikel pembuka dalam blog ini. Semoga apa yang saya tulis, boleh memeberikan kebaikan kepada kita semua.


Sponsored By

Kedai Keluarga Bahagia
011 365 387 52
sms/whatsapp/call